Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh :
Isrokhah (10.0401.0041)
Tri Yuli Wulandari (10.0401.0070)
BAB I
A. PENDAHULUAN
Ditengah
era globalisasi ini, ternyata masih banyak kegelisahan didalam masyarakat.
Kegelisahan tersebut tidak hanya terbatas karena minimnya status sosial maupun
keadaan ekonomi seseorang, akan tetapi yang lebih memprihatinkan adalah karena
kurangnya kreativitas. Sehingga berdampak pada timbulnya kemalasan yang
memunculkan banyak pengangguran. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena
minimnya pendidikan di usia dini.
Pada
tahun-tahun yang lalu, masyarakat masih menganggap bahwa pendidikan di usia
dini belum diperlukan. Dengan adanya transformasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, masyarakat kini mulai menyadari pentingnya pendidikan anak usia dini.
Pendidikan
merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Pendidikan tidak
hanya merupakan proses pembelajaran di sekolah dari mulai pendidikan dasar,
menengah, sampai atas seperti yang dicanangkan oleh pemerintah melalui program
wajib belajar 12 tahun. Pendidikan sepertinya sudah dimulai sejak kita lahir
bahkan saat dalam kandungan hingga seseorang meninggalkan dunia ini.
BAB II
Dinamika
Pendidikan Anak Usi Dini
- Pengertian
Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, informal,dan
nonformal (Hasan, 2009 :15).
Pendidikan
pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan
pendidikan bagi anak yang menciptakan aura dan lingkungannya. Diharapkan anak
dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk
mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya di lingkungan
melalui pengamatan, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara
berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak (Sujiono,
2009: 7).
Pendidikan
Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Perkembangan secara
optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap pengembangan kemampuan
untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Masa usia dini merupakan
masa yang sangat penting (golden age).
Untuk itu, pengalaman belajar pada usia dini perlu dirancang dan ditata
sedemikian rupa sehingga tidak menjadi kontra produktif terhadap pengalaman belajar yang akan diikuti
pada pendidikan selanjutnya (Sujiono, 2009: 17).
Penyelenggaraan
program PAUD di Indonesia menganut pendekatan system Approach (pendekatan menyeluruh, integrative dan stematik)
yang didalamnya terdiri dari beberapa komponen, yaitu anak sebagai masukan dan
pembinaan. Lembaga-lembaga terkait yang menentukan kebijakan serta program
orang tua, masyarakat, organisasi dan media masa sebagai penunjang
penyelenggaraan PAUD (Sujiono, 2009: 20-21).
- Arah Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut
Maemunah Hasan (2009: 16), Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu
bentuk penyelenggara pendidikan yang memiliki arah sebagai berikut:
1) Pertumbuhan
dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar).
2) Kecerdasan
(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual).
3) Sosioemosional
(sikap dan perilaku serta agama, bahasa dan komunikasi).
- Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
1. Landasan
Yuridis
Pendidikan
Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional
sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa pepada Tuhan yang
Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Landasan
Filosofis dan Religi
Pendidikan
dasar anak usia dini pada dasarnya harus berdasarkan pada nilai-nilai filosofis
dan religi yang dipegang oleh lingkungan yang berada disekitar anak dan agama
yang dianutnya. Didalam Islam, dikatakan bahwa seorang anak terlahir dalam
keadaan Fitrah/Islam/Lurus, orang tua mereka yang membuat anaknya menjadi
Yahudi, Nasrani, Majusi, maka kita harus bisa menjaga dan meningkatkan potensi
kebaikan tersebut dimulai sejak usia dini.
3. Landasan
Keilmuan dan Empiris
Pendidikan
Anak Usia Dini berdasarkan berbagai temuan terkini yang bersifat isomorfis dari
berbagai disiplin keilmuan usia dini (Sujion, 2009: 8-10).
- Satuan Penyelenggara Pendidikan
- Penyelenggara PAUD pada jalur formal
Taman
Kanak-Kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) adalah salah satu benntuk satuan
pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan
program pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai dengan 6 tahun.
- Penyelenggara PAUD pada jalur non formal
a) Kelompok
Bermain, yaitu salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan non formalyang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program
kesejahteraan bagi anak usia 2 tahun sampai dengan 4 tahun.
b) Taman
Penitipan Anak (TPA), yaitu salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus
pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun.
- Penyelenggara PAUD pada jalur in formal
Keluarga
atau lingkungan yang bertujuan memberikan keyakinan agama, menanamkan nilai
budaya moral, etika dan pepribadian, estetika serta meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidik
di lembaga PAUD adalah suatu jabatan atau profesi yang memerlukan kompetensi,
keterampilan dan keahlian khusus di bidang keusiadinian. Ciri yang harus
dimiliki seorang pendidik anak usia dini adalah memiliki kharisma atau wibawa
dan dapat menjadi panutan atau teladan. Memiliki tanggungjawab secara sadar
dalam mendidik, mengajar dan membimbing anak dan memiliki kemampuan mearancang
program pembelejaran serta mampu menata dan mengelola kelas secara
professional.
- Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini terdapat prinsip-prinsip yang
harus diperhatikan, antara lain:
a) Berorientasi
pada kebutuhan Anak (Children Oriented)
Kegiatan pembelajaran harus berpusat
kepada kebutuhan anak melalui upaya-upaya pendidikan dalam mencapai
perkembangan fisik dan fsikis yang optimal.
b) Merangsang
kreativitas dan Potensi Anak
Kegiatan PAUD harus mampu merangsang
potensi dan kreativitas anak sehingga anak mempunyai kemampuan dalam menjalani
kehidupannya di masa depan.
c) Belajar melalui
Bermain
Kegiatan bermain merupakan sarana
belajar bagi anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi,
menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan terhadap sesuatu yang
dipelajarinya.
d) Menciptakan
Lingkungan yang Kondusif
Dalam hal ini, pendidikan di usia dini
memerlukan pengkondisian lingkungan yang mendorong munculnya kreativitas anak.
Lingkungan harus diciptakan agar lebih menyenangkan dan memberi kenyamanan
belajar anak.
e) Pembelajaran
Terpadu
Proses pembelajaran pada anak usia dini
harus memadukan berbagai aspek pembelajaran, yakni dengan penggunaan tema yang
menarik dan dapat mengembangkan minat siswa dan bersifat kontekstual.
f) Dilaksanakan
secara Bertahap, Berulang-ulang dan Terus Menerus
Kegiatan pembelajaran harus dilakukan
secara bertahap, di mulai dengan konsep yang sederhana dan sesuai dengan
lingkungan yang dikenal anak. Juga harus dilaksanakan berulang-ulang dan terus
menerus sehingga apa yang dipelajari dapat menjadi bagian dari kehidupan anak.
g) Mengembangkan
Berbagai Kecakapan Hidup (Life Skills)
Memberikan berbagai kecakapan hidupa
dapat melalui proses pembiasaan, hal tersebut bertujuan agar anak mampu
mandiri, disiplin, menolong dirinya sendiri dan bertanggung jawab.
h) Menggunakan
berbagai Media Edukatif dan Sumber Belajar
Diutamakan menggunakan media dan sumber
pembelajaran yang berasal dari lingkungan alam di sekitar anak. Dalam hal ini
kreativitas dan inovasi guru diperlukan dalam merancang dan membuat media dan
sumber belajar tersebut.
- Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut (Sujiono, 2009: 43), tujuan pendidikan anak
usia dini, yaitu:
a) Untuk
membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di
masa dewasa.
b) Untuk
membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
c) Intervensi
dini yang memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi yang
tersembunyi (hidden potency), yaitu
dimensi perkembangan anak (bahasa, intelektual, emosi,sosial, motorik, konsep
diri, minat dan bakat).
d) Melakukan
deteksi dini terhadap kemugkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.
- Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini
a) Fungsi
Adaptasi
Berperan
dalam membantu anak melakukan penyesuaian diri dengan berbagai kondisi
lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan dalam dirinya sendiri.
b) Fungsi
Sosialisasi
Berperan
dalam membantu anak agar memiliki keterampilan-keterampilan sosial yang berguna
dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari dimanapun anak berada.
c) Fungsi
Pengembangan
Berkaitan
dengan pengembangan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak.
d) Fungsi
Bermain
Berkaitan
dengan pemberian kesempatan pada anak untuk bermain, karena bermain merupakan
hak anak sepanjang kehidupannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan
mengeksplorasi dunianya serta membangun pengetahuannya sendiri.
e) Fungsi
Ekonomik
Pendidikan
yang terencana pada anak merupakan investasi jangka panjang yang dapat
menguntungkan pada perkembangan selanjutnya.
Terdapat
periode sensitif untuk belajar pada anak usia 1 hari sampai dengan 6 tahun.
Pada setiap periode ditandai oleh adanya ketertarikan dan keingintahuan yang
kuat dari anak terhadap sesuatu yang terdapat di lingkungannya. Periode ini
disebut dengan masa emas dan tidak akan terulang kembali selama masa
perkembangan seorang anak.
Kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum
secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman
belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi
dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian potensi
yang harus dimiliki oleh anak (Sujiono dan Sujiono, 2007:206).
Pembelajaran
anak usia dini memiliki dua jenis model, yaitu pembelajaran yang berpusat pada
guru dan berpusat pada anak. Metode pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran memberikan kesempatan dan kebebasan pada anak untuk mengemukakan
suatu pendapat, mereka mengemukakan pemikirannya sendiri dan mengidentifikasi
kegiatannya. Segala sesuatu yang muncul dari diri anak dikembangkan menjadi
sebuah kurikulum. Kebaikan dari kurikulum berdasarkan pembelajaran memandang
kebutuhan anak sebagai kebutuhan individu yang unik dan bernilai. Penbelajaran
yang berpusat pada guru atau dikenal dengan istilah pengajaran langsung, imana
guru atau instruktur memberikan petunjuk
atau instruksi langsung tentang apa yang harus dilakukan oleh anak dan guru
mengevaluasi kegiatan anak.
BAB
III
Penganalisaan
PAUD adalah sebuah analisis SWOT:
a) Strengh
(Kekuatan)
Pendidikan Anak Usia Dini sangat berperan aktif dalam proses
pendidikan seseorang. Dengan adanya pendidikan dimulai sejak dini memulai
berbagai macam cara pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani dalam mencari pengalaman belajar, maka seseorang
akan memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Weakness (Kelemahan)
Belum banyaknya masyarakat yang sadar akan pentingnya
pendidikan anak di usia dini, menjadi kurang tercapainya tujuan yang ingin
dicapai dari proses PAUD sendiri.
b) Opportunity
(Peluang)
Pendidikan
Anak Usia Dini memberikan peluang bagi para calon pendidik khususnya pada
satuan penyelenggara pendidikan anak usia dini formal.
c) Treath
(Ancaman)
Pendidikan
yang dimulai sejak dini juga memiliki ancaman bagi anak. Dengan adanya
pendidikan sejak dini, apakah intensitas belajar anak semakin naik atau semakin
menurun.
BAB IV
PENUTUP
Pendidikan Anak
Usia Dini pada saat ini sangat penting dilaksanakan mengingat kondisi di
masyarakat yang kurang memperhatikan. Pendidikan anak usia dini merupakan salah
satu cara untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan anak di usia
dini agar membawa putra-putrinya ke dalam suasana yang lebih baik di masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Choeriah,
A. (2011). Makalah PAUD. (Online). Tersedia: http://www.
Blog spot.com
Hasan,
Maimunah. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Diva Press
Martuti.
A. (2009). Mengelola PAUD Dengan Aneka Permainan Meraih Kecerdasan Majemuk.
Jogjakarta: Kreasi Wacana
Seefeldt,
Carol dan Barbara, A. W. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT INDEKS.
Sujiono,
Y. N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
IZZIN SHARE Y KWAN
BalasHapusterima kasih atas penjelasannya...
BalasHapus